Pesan Buku

Untuk pemesanan buku langsung hub >>
Email : aditamacrb@gmail.com /
Whatsapp : 082119801010
Pengiriman luar kota menggunakan JNE / Tiki / Pos
(No. Resi segera dikirim kepada pemesan)

★ AKHLAK DULU, BARU ILMU!

AKHLAK DULU, BARU ILMU!
S E D I H
Hanya itu!

Baru saja kita dengar di jejaring sosial ataupun televisi bahwa ada seorang pendidik yang meninggal karena ulah muridnya.

Luka di atas menambah daftar kelam dalam potret gelap pendidikan nasional. Sebagai seorang guru, tentu tidak mau jikalau ada yang mengatakan adanya deteriorasi (kemunduran) pendidikan ataupun mental.

Menurut saya, sepertinya keliru saat semakin banyak orang tua yang ingin menjadikan anaknya cerdas sedini mungkin. Memiliki keterampilan dan ilmu yang mumpuni hingga berbuah prestasi. Contohnya, masa-masa usia 3-4 tahun (prasekolah). Secara psikologis, anak dalam usia ini belum siap untuk menerima pelajaran. Alih-alih ingin membuat anaknya berprestasi, tapi yang terjadi adalah beban mental yang tidak kuat ditanggung buah hati. Akibatnya arogan, sulit diatur, main hantam, tawuran, cengeng, freesex, narkoba dan banyak lagi. Miris bukan?

Sekarang coba kita tengok model pendidikan di pesantren. Walau banyak orang yang bilang kuno, tapi hasilnya baik. Para santri lebih bisa menghormati ustad atau kyainya, mereka masih mengedapankan yang namanya hormat. Saling menghargai, sopan, santun. Karena memang akhlak yang diutamakan.

Kita semua harus menyadari tempat tumbuh anak yang pertama dan utama adalah keluarga. Keluarga harus bisa menjadi tempat untuk menanamkan benih-benih karakter yang baik, agar kelak putera-puteri kebanggaan kita bisa menerapkannya di lingkungan yang lebih luas.

Menyikapi hal di atas, sudah saatnya kita menempatkan akhlak di atas ilmu. Karena dengan akhlak yang baik, maka ilmu akan semakin bermanfaat.

Para Ulama sepakat bahwa Akhlak dulu sebelum ilmu.

Riwayat menjelaskan
seorang pelayan Imam Malik bin Anas, menuturkan kesaksiannya selama menjadi pelayan beliau. “Tidak kurang dua puluh tahun aku menjadi pelayan Imam Malik. Selama 20 tahun tersebut, aku perhatikan beliau menghabiskan 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari akhlak.


Imam Ibnul Mubarak berkata:
تعلمت الأدب ثلاثين سنة، وتعلمت العلم عشرين سنة
“Aku belajar adab selama tiga puluh tahun, dan aku belajar ilmu selama dua puluh tahun.” 

Semoga kasus yang kita dengar baru-baru ini menjadi duka terakhir untuk dunia pendidikan nasional, luka terakhir untuk para pendidik di negeri ini. Semoga tidak akan pernah ada lagi Guru yang terluka apalagi hingga kehilangan nyawa saat mengabdi untuk ibu pertiwi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  GAMBARAN DIRI GURU PENGGERAK TIGA TAHUN KE DEPAN   Jika disederhanakan dalam dua kata saya ingin terus BELAJAR dan BERBAGI.   As...