Pesan Buku

Untuk pemesanan buku langsung hub >>
Email : aditamacrb@gmail.com /
Whatsapp : 082119801010
Pengiriman luar kota menggunakan JNE / Tiki / Pos
(No. Resi segera dikirim kepada pemesan)

★ Di Balik Globalisasi

DI BALIK GLOBALISASI

Globalisasi atau proses menuju satu dunia yang canggih. Globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi biasa disingkat IPTEK.
 Semakin hebatnya ilmu pengetahuan dan semakin majunya teknologi membuat kita yang berada di era ini harus semakin sigap untuk menerima, memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita, keluarga kita, dan untuk masyarakat sekitar kita.

Dalam hal gaya hidup, terlihat dengan begitu banyaknya gaya, model pakaian, aksesoris, dan lainya.
Tidak jarang juga kita menemukan banyak orang yang mengikuti trend yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Lelaki yang bergaya seperti wanita atau sebaliknya misalnya, pun berkembangnya penyuka sesama jenis yang mulai tanpa malu menunjukan eksistensinya. 
Belum lagi hal ini membuat dampak konsumtif untuk kita sebagai individu yang hidup di masyarakat.
Semua orang berlomba untuk memiliki hal yang tidak terlalu penting hanya karena mengikuti trend yang berlaku.

Dari sisi makanan, makin beragamnya aneka makanan instan, siap saji yang begitu cepat dan praktis.
Kita bisa dengan mudah membelinya di swalayan terdekat lalu menikmatinya.
Bahkan makanan cepat saji ini tidak hanya tersedia di swalayan, tetapi juga di warung-warung kecil pinggir jalan atau kantin sekolah.
Sampai secara tidak sadar kita tidak mempedulikan kandungan zat pengawet, pewarna dan zat perasa yang justru bisa membahayakan bagi kesehatan kita.

Globalisasi bukan hanya mampu mencapai pelosok nusantara tetapi juga mampu menjangkau pelosok dunia.
Kita bisa menyaksikan pertandingan sepakbola, melihat acara yang berlangsung di luar negeri sambil bersantai menikmati teh hangat di televisi ataupun streaming.
Tidak heran ketika di zaman sekarang kita tak lagi kebingungan untuk mencari atau mendapat informasi. Handphone dan internet menjadi senjata ampuh untuk berkomunikasi, mencari, mendapatkan atau menyebarkan informasi. Jarak yang jauh bukan lagi menjadi penghalang.

Di balik itu semua, berkembangnya sosial media yang dengan mudah diakses oleh semua kalangan termasuk anak-anak usia SD menyisakan banyak persoalan.
Tidak jarang Anak usia SD lebih senang menghabiskan waktunya untuk bermain game online atau sekedar bermain media sosial ketimbang belajar.
Ditambah konten-konten yang tidak pantas muncul begitu saja di halaman tanpa diakses, membuat anak-anak usia SD lebih cepat dewasa sebelum waktunya.
Tidaklah heran jika kita menemui anak usia SD ini sudah mulai menyukai lawan jenisnya, karena memang mereka sudah terbiasa bersosialisasi dengan hal itu.

Pudarnya permainan tradisional digantikan dengan aneka permainan online berbasis internet telah nyata kita temui sekarang.
Kita tidak lagi melihat anak-anak kecil bergembira, tertawa karena bermain congkak, engklek, petak umpet, kelereng, atau mengejar layangan, bahkan bukan tidak mungkin jika anak-anak sekarang tidak mengetahui permainan- permainan tradisional itu.
Yang mereka tau permainan yang mengasikan adalah permainan berbasic online, mereka rela menunggu berjam-jam di warnet hanya untuk bermain game.
Sadar atau tidak sadar hal ini membawa dampak terhadap menurunnya kegiatan keagamaan. Seperti mengaji di TPA pada sore hari atau hanya sekedar melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid.

Untuk itu sebagai orang tua ataupun sebagai warga masyarakat sudah seharusnya kita bisa menyeleksi mana yang positif atau negatif bagi anak-anak kita. Mendalami pondasi agama di dalam keluarga adalah salah satu hal yang dapat membentengi anak kita hingga mereka tumbuh menjadi remaja hingga dewasa nanti.
Selalu berkomunikasi dengan anak menjadi salah satu solusi untuk tetap mengetahui pertumbuhan pola fikir dan sikap anak.
Membiasakan hal sederhana yang kaya makna dalam kehidupan sehari-hari juga bisa mendukung prilaku dan sikap anak pada sesamanya, pada orang tuanya, pada gurunya dan pada orang lain.
Selalu mengucapkan salam ketika akan pergi atau datang ke rumah, selalu berdoa sebelum mengerjakan sesuatu, mencium tangan orang tua, berbicara sopan dan menunjukan sikap santun adalah contoh pembiasaan yang harus dilakukan.

Mencari, mengetahui, mengembangkan, mengarahkan potensi, bakat, serta minat anak dapat dilakukan agar mereka berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Menjadikan perkembangan informasi dan tehnologi menjadi alat dan sarana untuk terus berkarya dan berkreasi adalah hal positif yang harus dikembangkan.

Menghadapi globalisasi sudah seharusnya kita mengosongkan gelas fikiran kita, mengisinya dengan arus informasi, teknologi, serta inovasi yang masuk lalu menyaringnya.
Mengolah dan menempatkan mana yang baik, mana yang kurang baik, mana yang layak dikonsumsi, dan mana yang tidak atau belum layak dikonsumsi untuk anak-anak kita.
Mana yang sesuai dengan kepribadian bangsa, dan mana yang tidak sejalan dengan karakteristik bangsa kita.

Di balik globalisasi sudah saatnya kita menjadikan perkembangan IPTEK ini untuk hal baik, demi membentuk generasi yang semakin baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  GAMBARAN DIRI GURU PENGGERAK TIGA TAHUN KE DEPAN   Jika disederhanakan dalam dua kata saya ingin terus BELAJAR dan BERBAGI.   As...