DI
BALIK GLOBALISASI
Globalisasi atau proses
menuju satu dunia yang canggih. Globalisasi ditandai dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi biasa disingkat IPTEK.
Semakin
hebatnya ilmu pengetahuan dan semakin majunya teknologi membuat kita yang
berada di era ini harus semakin sigap untuk menerima, memilih dan memilah mana
yang baik dan mana yang buruk untuk kita, keluarga kita, dan untuk masyarakat
sekitar kita.
Dalam hal gaya hidup, terlihat
dengan begitu banyaknya gaya, model pakaian, aksesoris, dan lainya.
Tidak jarang juga kita menemukan banyak
orang yang mengikuti trend yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Lelaki yang bergaya seperti wanita atau
sebaliknya misalnya, pun berkembangnya penyuka sesama jenis yang mulai tanpa
malu menunjukan eksistensinya.
Belum lagi hal ini membuat dampak
konsumtif untuk kita sebagai individu yang hidup di masyarakat.
Semua orang berlomba untuk memiliki hal
yang tidak terlalu penting hanya karena mengikuti trend yang berlaku.
Dari sisi makanan, makin
beragamnya aneka makanan instan, siap saji yang begitu cepat dan praktis.
Kita bisa dengan mudah membelinya di swalayan
terdekat lalu menikmatinya.
Bahkan makanan cepat saji ini tidak
hanya tersedia di swalayan, tetapi juga di warung-warung kecil pinggir jalan
atau kantin sekolah.
Sampai secara tidak sadar kita tidak
mempedulikan kandungan zat pengawet, pewarna dan zat perasa yang justru bisa
membahayakan bagi kesehatan kita.
Globalisasi bukan hanya
mampu mencapai pelosok nusantara tetapi juga mampu menjangkau pelosok dunia.
Kita bisa menyaksikan pertandingan
sepakbola, melihat acara yang berlangsung di luar negeri sambil bersantai
menikmati teh hangat di televisi ataupun streaming.
Tidak heran ketika di zaman sekarang
kita tak lagi kebingungan untuk mencari atau mendapat informasi. Handphone dan
internet menjadi senjata ampuh untuk berkomunikasi, mencari, mendapatkan atau
menyebarkan informasi. Jarak yang jauh bukan lagi menjadi penghalang.
Di balik itu semua, berkembangnya
sosial media yang dengan mudah diakses oleh semua kalangan termasuk anak-anak
usia SD menyisakan banyak persoalan.
Tidak jarang Anak usia SD lebih senang
menghabiskan waktunya untuk bermain game online atau sekedar bermain media sosial
ketimbang belajar.
Ditambah konten-konten yang tidak pantas
muncul begitu saja di halaman tanpa diakses, membuat anak-anak usia SD lebih
cepat dewasa sebelum waktunya.
Tidaklah heran jika kita menemui anak
usia SD ini sudah mulai menyukai lawan jenisnya, karena memang mereka sudah
terbiasa bersosialisasi dengan hal itu.
Pudarnya permainan
tradisional digantikan dengan aneka permainan online berbasis internet telah
nyata kita temui sekarang.
Kita tidak lagi melihat anak-anak kecil
bergembira, tertawa karena bermain congkak, engklek, petak umpet, kelereng,
atau mengejar layangan, bahkan bukan tidak mungkin jika anak-anak sekarang
tidak mengetahui permainan- permainan tradisional itu.
Yang mereka tau permainan yang
mengasikan adalah permainan berbasic online, mereka rela menunggu berjam-jam di
warnet hanya untuk bermain game.
Sadar atau tidak sadar hal ini membawa
dampak terhadap menurunnya kegiatan keagamaan. Seperti mengaji di TPA pada sore
hari atau hanya sekedar melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid.
Untuk itu sebagai orang
tua ataupun sebagai warga masyarakat sudah seharusnya kita bisa menyeleksi mana
yang positif atau negatif bagi anak-anak kita. Mendalami pondasi agama di dalam
keluarga adalah salah satu hal yang dapat membentengi anak kita hingga mereka
tumbuh menjadi remaja hingga dewasa nanti.
Selalu berkomunikasi dengan anak menjadi
salah satu solusi untuk tetap mengetahui pertumbuhan pola fikir dan sikap anak.
Membiasakan hal sederhana yang kaya
makna dalam kehidupan sehari-hari juga bisa mendukung prilaku dan sikap anak
pada sesamanya, pada orang tuanya, pada gurunya dan pada orang lain.
Selalu mengucapkan salam ketika akan
pergi atau datang ke rumah, selalu berdoa sebelum mengerjakan sesuatu, mencium
tangan orang tua, berbicara sopan dan menunjukan sikap santun adalah contoh pembiasaan
yang harus dilakukan.
Mencari, mengetahui,
mengembangkan, mengarahkan potensi, bakat, serta minat anak dapat dilakukan
agar mereka berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Menjadikan perkembangan informasi dan
tehnologi menjadi alat dan sarana untuk terus berkarya dan berkreasi adalah hal
positif yang harus dikembangkan.
Menghadapi globalisasi
sudah seharusnya kita mengosongkan gelas fikiran kita, mengisinya dengan arus informasi,
teknologi, serta inovasi yang masuk lalu menyaringnya.
Mengolah dan menempatkan mana yang baik,
mana yang kurang baik, mana yang layak dikonsumsi, dan mana yang tidak atau
belum layak dikonsumsi untuk anak-anak kita.
Mana yang sesuai dengan kepribadian
bangsa, dan mana yang tidak sejalan dengan karakteristik bangsa kita.
Di balik globalisasi sudah
saatnya kita menjadikan perkembangan IPTEK ini untuk hal baik, demi membentuk
generasi yang semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar