Pesan Buku

Untuk pemesanan buku langsung hub >>
Email : aditamacrb@gmail.com /
Whatsapp : 082119801010
Pengiriman luar kota menggunakan JNE / Tiki / Pos
(No. Resi segera dikirim kepada pemesan)

★ TANPA KERTAS DUNIA TAKKAN CERDAS




Tanpa Kertas Dunia Takkan Cerdas
Oleh
Adi Tama

  Kertas. Satu kata sederhana yang mendunia.

            Perbedaan zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah baca dan tulis. Orang-orang yang lahir pada zaman prasejarah, manusia purba biasa kita menyebutnya belum mengenal baca dan tulis. Dalam catatan sejarah, bangsa Sumeria yang terletak di Mesopotamia merupakan bangsa pertama yang mengenal aksara sekitar tahun 3500-4000 SM. Peradaban terus berlanjut hingga zaman Babylonia sampai Persia.

            Menurut catatan ilmu pengetahuan, kertas kali pertama ditemukan oleh bangsa Mesir kuno papirus (paper dalam bahasa inggris) pada tahun 735 Masehi. Menurut versi cina awal abad kedua orang Cina kuno telah menemukan bahan kertas baru dari kulit kayu yang lebih ringan. Penemuan ini terus berlanjut hingga abad kedua belas kertas sampai pada bangsa eropa, dan abad keenam belas kertas sudah tersebar hingga amerika dan bertahap menyebar hingga seluruh dunia (wikipedia.org/wiki/Kertas).

            Tidak bisa dipungkiri kehadiran kertas merupakan pendamping peradaban dunia dari masa ke masa. Pun begitu ketika zaman penyebaran Islam. Ayat suci Al Quran ditulis di berbagai media seperti pelepah kurma, lempengan batu, atau kulit binatang. Para sahabat baginda Nabi Muhammad SAW juga banyak yang menghapalnya, karena pada masa itu kertas belum ditemukan.

Mari sejenak kita bayangkan, bagaimana jadinya apabila kertas benar-benar tidak di temukan hingga saat ini?

Mungkin semua ayat suci itu tidak akan sampai pada kita yang hidup di era modern. Semuanya akan penuh dengan kepalsuan, fana, dan tentu saja tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Dalam aspek lain seperti ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mungkin akan sama terjadi, tidak ada ilmuwan, para penemu ahli yang bisa merealisasikan rumus atau ilmunya karena konsep yang mereka punya tidak tertulis dalam sebuah kertas. Dunia ini gelap, tidak seterang dan secerdas sekarang.

Pada perkembangannya di era modern, kertas hadir di seluruh aspek kehidupan. Kertas selalu ditemui di setiap negara dan bangsa. Kertas ada di setiap instansi, badan, perusahaan, sekolah, hingga pasar tradisonal yang digunakan untuk membungkus bumbu-bumbu dapur atau masakan.

Selain sebagai media tulis menulis yang paling utama, kertas juga digunakan sebagai sampul produk di banyak perusahaan, tisu, rokok, mie instan, hingga air minum mineral. Kertas tersedia dengan berbagai nama, beragam jenis ukuran dan fungsi. Kertas merupakan satu kata sederhana yang kaya akan banyak manfaat, tetapi kehadirannya jarang dipahami sebagai sesuatu yang penting.

Masa sekarang yang biasa disebut era globalisasi. Era digitalisasi, di mana semua-muanya sudah menggunakan teknologi digital. Perkembangan era ini di tandai dengan semakin meningkat pesatnya IPTEK. Internet menjadi salah satu wujud nyata era globalisasi, yang mana fungsinya dapat menjangkau hingga seluruh pelosok dunia. Kehadirannya membuat semua orang bisa dapat dengan mudah mencari atau mendapatkan segala yang diinginkannya dengan satu cara mudah, baik itu informasi ataupun kebutuhan. Kehadiran kertas dirasa memudar. Pesona masa emasnya seakan telah berganti.

Dalam sektor utama manfaatnya, kertas sebagai bahan membaca dan menulis. Kita tahu bahwa minat baca tulis masyarakat kita masih sangat jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Hingga tahun 2017 ini masyarakat kita masih belum bisa bersahabat dengan buku. Membaca atau menulis belum menjadi hobi yang mengasikan. Padahal harus kita pahami, minat baca yang tinggi menandakan tinggi dan majunya perkembangan serta peradaban suatu bangsa dan negara.

Di daerah pelosok, terdepan, terluar, tertinggal masih banyak orang atau anak-anak usia sekolah yang masih buta aksara. Hal ini tentu saja memprihatinkan. Di kala persaingan global semakin bersaing dengan segala pembaharuan ide, gagasan, teori, praktek yang menghasilkan karya cipta yang mewah, canggih, terbaru.

Kita di sini masih ada yang belum mengenal baca tulis, atau sudah mengenal tapi hanya sebatas bisa membaca dan menulis. Tidak lebih! Kita belum mampu mengungkapkan, terlebih menciptakan. Jika ada yang bisa, mereka masih kesulitan dengan seputar biaya. Mereka juga harus bertarung melawan rasa laparnya terlebih dahulu.

Sejalan dengan hal di atas, baru-baru ini pemerintah mengelar program gerakan literasi nasional (GLN) dengan tujuan membangun insan literat sepanjang hayat. Insan pembelajar yang terus belajar. Meningkatkan minat baca tulis yang berujung pada meningkatnya daya saing sumber daya manusia Indonesia. Program pemerintah ini tidak terlepas dari bagaimana cara memanfaatkan kertas dengan sebaik-baiknya, sebenar-benarnya.

Lewat kertas, dalam bentuk buku. Dengan cara membaca dan menulis, fikiran kita akan terbuka luas, seluas-luasnya. Kita akan tahu banyak hal, jendela dunia akan terbuka untuk kita, arus informasi akan datang terus dan terus menerangi diri kita, dan akhirnya menempatkan kita pada sumber daya manusia yang mampu bersaing, mampu berkreasi, juga mampu berkarya baik itu di dalam atau di luar negeri dalam peta percaturan global.

Indonesia termasuk negara kaya penghasil kertas terbaik di dunia, banyak sekali jenis pohon dengan serat baik yang dapat dihasilkan untuk membuat kertas. Kertas dibuat dari pengolahan selulosa atau serat kayu, yang dihasilkan dari bubur kertas atau pulp. Pulp ini dihasilkan dari pengolahan kayu dari penebangan pohon. 

Pohon pinus, kayu putih, akasia dan aspen merupakan jenis pohon yang banyak tumbuh di negara Indonesia. Pohon yang biasa digunakan untuk menghasikan bubuk kertas dan kemudian di ekspor hingga penjuru dunia.

Pemerintah perlu dan harus terus mengembangkan sektor ini agar produksi, produsen kertas terus dan terus meningkat dari tahun ke tahun, dari zaman ke zaman. Jika semuanya sudah terkonsep dengan sistematis dan profesional bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara nomor satu penghasil kertas di jagat raya ini.

Memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dengan sebaik-baiknya, lalu mendistribusikan sebanyak-banyaknya, hingga manfaatnya dapat di rasakan oleh seluruh element masyarakat adalah tugas bersama, mulai pemerintah pusat sampai daerah, perusahaan dan instansi yang terkait, hingga masyarakat.

Memahami lebih dalam lagi bahwa kehadiran kertas adalah suatu kebutuhan hidup. Kertas merupakan teman setia yang menemani peradaban dunia dari masa ke masa. Melalui kertaslah catatan-catatan sejarah diukir, diingat serta dipelajari lebih lanjut hingga menjadi lebih berarti, lebih bermakna, dan lebih bermanfaat.

Melalui kertas pula kita dapat menggoreskan tinta emas kehidupan kita. Perjalanan hidup yang akan kita kenang selama-lamanya, riwayat hidup yang akan tertulis dan tidak akan terlupa, tergilas lalu hilang oleh waktu hinga dunia ini benar-benar tidak ada lagi.

Kertas, baca dan tulis adalah rangkaian kata yang harus kita pahami lebih, lebih, lebih dan lebih dalam lagi. Membacalah, menulislah, goreskan tinta emas dalam lembaran kertas yang akan mengukir nama kita dalam pusaran sejarah dunia.

Tanpa kertas, dunia takkan cerdas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  GAMBARAN DIRI GURU PENGGERAK TIGA TAHUN KE DEPAN   Jika disederhanakan dalam dua kata saya ingin terus BELAJAR dan BERBAGI.   As...