Pesan Buku

Untuk pemesanan buku langsung hub >>
Email : aditamacrb@gmail.com /
Whatsapp : 082119801010
Pengiriman luar kota menggunakan JNE / Tiki / Pos
(No. Resi segera dikirim kepada pemesan)

★ MIAU SI PUTIH Series 4

Series 4
Kejutan Untuk Miau

            Siang itu Miau berjalan sendiri menuju lapangan hendak bermain bersama teman-temannya.
Tiba di lapangan, tak ada satu pun teman Miau. Maiu masih berjalan pelan, matanya melihat ke kanan-kiri mencari teman-temannya.
“Wah! Teman-teman tidak ada, mungkin masih di rumah, aku tunggu saja di sini.” Miau berkata pada dirinya sendiri sambil duduk di bawah pohon pinggir lapangan, tempat biasa Miau berkumpul santai bersama tamannya.
Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, setengah jam Miau menunggu teman-temannya belum ada yang datang juga.
Miau bertanya dalam hati, “Ke mana teman-teman? Mungkin mereka tidur siang. Kalau begitu aku main sendiri saja di tepi sungai.”

            Lama menunggu temannya, tetapi tak ada satu pun yang datang, akhirnya Miau memutuskan untuk pergi bermain sendiri di dekat sungai. Miau berjalan sendirian pelan masuk ke dalam hutan.
Ia akan menuju ke sungai biasa tempat ia mengambil air untuk keperluan di rumah.

Ketika sedang berjalan, Miau mendengar ada suara mengaung kecil terdengar “Aung, Aung, Aung, Aung.” Begitu suara itu terdengar oleh Miau.
Miau menghentikan jalannya, ia mendengarkan dari mana suara itu berasal.
“Suara itu berasal dari dekat pohon besar di sana, suara apakah itu?” katanya dalam hati.
Miau berjalan mendekati sumber suara itu, dan ternyata Miau melihat seekor bayi Singa kecil yang tersesat. Miau bertanya, “Hai, Singa kecil di mana orang tuamu?”
“Aung, aung, aung, aung,” Singa kecil itu bersuara.
“Kamu belum bisa berbicara ya Singa kecil?” tanya Miau lagi.
“Aung, aung, aung, aung.” Singa kecil itu menjawab, matanya seperti mau menangis.
Miau mendekati bayi singa itu dan berkata, “Kamu jangan sedih ya Singa kecil, aku akan membantu kamu bertemu orang tuamu kembali.” Kata Miau.
“Tapi aku tidak tahu, di mana rumah kamu, bagaimana cara aku datang ke sana?” tanya Miau lagi.
“Aung, aung, aung, aung.” Bayi Singa hanya mengaung menjawab Miau.
“Kalau begitu, kamu tunggu di sini saja ya Singa kecil, aku akan mencari orang tuamu, kamu jangan pergi ke mana-mana.” Ucap Miau lagi.
“Aung, aung, aung, aung.” Singa kecil itu mengiyakan sambil menganggukan kepala.

Kemudian Miau langsung pergi, sambil berfikir dalam hati, “Bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan orang tua Singa kecil itu? Kasian ia tersesat sendirian.”
Dengan terus berjalan Miau mendapat ide, “Aku akan menangis saja, berharap banyak yang datang dan bertanya kepada mereka apakah mereka tau orang tua Singa kecil itu.”
Miau menghentikan jalannya, lalu ia menangis keras dan semakin keras. “Miau, Miau, Miau, Miau, Miau.” Miau terus menangis di tengah hutan.
“Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau.” Tangis Miau semakin keras.

            Dan benar tangisan Miau yang semakin keras mengganggu hewan lain penghuni hutan.
Satu persatu datang mendekati Miau. Ada kancil, kera, kuda, gajah, badak, jerapah, ular, serigala, harimau dan singa. Mereka mendekati Miau dan bertanya.
“Hai, Kucing kecil kenapa kamu menangis kencang sekali? Suara tangisanmu mengganggu kami.” Kata Badak.
“Ya benar, tangisanmu mengganggu waktu tidur siang aku,” ucap Kancil.
“Ya, kenapa kamu menangis Kucing kecil?” tanya Gajah.
  “Aummm, kau ingin aku makan ya Kucing kecil.” Auman suara Serigala berkata.
“Maaf semuanya, aku tidak bermaksud mengganggu kalian semua, aku bingung harus mencari ke mana. Aku sedang mencari Singa, aku menemukan anaknya tersesat dan menangis.” Miau menjelaskan.

Seekor Singa besar lalu berjalan mendekati Miau sambil berkata, “AAUUNGG  suaranya mengaung keras. Hei, Kucing kecil kamu jangan coba berbohong ya!” Akulah Singa Si Raja Hutan katanya pada Miau.
“Kalau kamu coba berbohong, akan aku makan kamu.” Katanya lagi.
Miau sedikit ketakutan dengan ancaman Singa besar itu, ia berkata terbata-bata “Aku tidak bohong Singa Raja Hutan, aku bertemu bayi Singa kecil yang tersesat dan menangis. Aku ingin membantunya mencari orang tuanya, tapi aku tidak tahu harus mencari ke mana.”
“Kalau Kucing kecil itu bohong, kita sate saja bersama untuk makan malam.” Harimau tiba-tiba bersuara.
Singa besar tidak percaya dengan ucapan Miau, Ia mendekati Miau sambil mengaung keras, “AAUUNGG.”
Miau ketakutan dan menangis “Miau, Miau, Miau, Miau, Miau. Aaa akk aku tidak bohong Singa besar.” Suara Miau terputus-putus pelan terdengar.

Kemudian datanglah Elan Si Elang hinggap di atas pohon dan berkata, “Hai kalian semua! Kucing kecil itu bernama Miau. Ia temanku. Miau seekor Kucing yang baik hati, ia tidak pernah berbohong.”
“Aung, Aung, Aung bagaimana aku bisa percaya padanya?” Singa besar bertanya pada Elan.
“Elan tertawa Hahaha, gampang. Kamu ikuti saja perkataan Maiu, ikuti dia ke tempat ia menemukan Singa kecil.” Elan menjelaskan.
Singa besar berfikir sebentar lalu menjawab, “Baik, aku akan mengikutimu Kucing kecil. Antar aku ke tempat kamu menemukan Singa kecil itu. Tapi jika kamu berbohong, aku akan menghukummu.” Kata Singa besar.
“Aku tidak bohong Singa besar, baiklah aku akan menunjukannya padamu.” Jawab Miau

Dan berjalanlah Miau bersama Singa ke tempat bayi Singa yang tersesat tadi. Hewan lain masih menunggu di tempat Miau menangis.
Dan benar bayi Singa kecil masih menunggu di tempat yang sama, ia mengaung senang setelah melihat Miau dan Singa besar datang “Aung, aung, aung.” Suaranya terdengar sambil tersenyum senang.
Miau berkata, “Itu bayi Singa yang aku maksud Singa besar. Aku tidak bohong kan?”
Singa besar mendekati bayi Singa kecil dan memeluknya kemudian berkata, “Ya Kucing kecil, ia Anakku. Aku tidak tahu ia bermain jauh hingga tersesat.”
“Terima kasih ya Kucing kecil, kamu telah menemukan Anakku.” Kata Singa besar lagi.
“Iya sama-sama Singa Raja Hutan.” Jawab Miau senang.

            Tak berapa lama mereka kembali, disambut tepuk tangan hewan lain. “Ternyata Kucing kecil itu tidak bohong.” Kata Harimau
“Ya, Kucing itu benar.” Suara hewan lain terdengar.
“Benar kan kataku Singa besar, Miau tidak akan berbohong.” Ucap Elan dari atas pohon.
“Ya, kamu benar Burung Elang.” Singa besar menjawab.

“Pengumuman untuk kalian semua hewan penghuni hutan ini. Aku Singa Si Raja Hutan mulai hari ini, Kucing kecil ini adalah temanku, jangan ada yang berani untuk menyakitinya karena akan berhadapan langsung denganku.” Singa Besa itu bersuara lantang. Hewan lain mendengarkan apa yang disampaikan Singa Raja Hutan.
“Miau, terima kasih ya kamu telah menemukan anakku, maafkan aku karena tadi tidak mempercayaimu Kucing kecil.” Kata Singa Raja Hutan kepada Miau.
“Iya Singa Raja Hutan, aku senang bisa membantu Singa kecil bertemu dengan orang tuanya lagi.” Jawab Miau mukanya terlihat gembira.
“Mulai hari ini kamu adalah temanku, kamu bebas masuk menjelajah hutan ini ke manapun kamu mau, aku jamin tak akan ada yang berani menyakitimu Miau Si Kucing Putih,” Singa besar berkata lagi dengan senyuman.
“Terima kasih Singa Raja Hutan.” Miau menjawab.
“Hai, Burung Elang. Kamu benar, Kucing kecil ini baik hati.” Singa berkata kepada Elan Si Burung Elang.
Elan hanya tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya dari atas pohon.

Bayi Singa kecil itu berjalan mendekati Miau sambil mengaung senang mengucapkan terima kasih pada Miau “Aung, aung, aung, aung.” Senyumnya terlihat gembira karena bertemu lagi dengan orang tuanya.
Miau mendekati bayi Singa itu, tangannya mengelus rambut bayi Singa kecil dan berkata, “Sekarang kamu sudah bertemu kembali dengan orang tuamu Singa kecil. Lain kali kamu harus izin dulu kepada orang tuamu jika ingin bermain, agar mereka tidak khawatir dan jangan main terlalu jauh nanti kamu bisa tersesat lagi” Miau berkata pada Singa kecil.
“Aung, aung, aung, aung.” Singa kecil menjawab tersenyum sambil mengangguk.
Hewan lain tertawa senang melihat Singa kecil yang belum bisa berbicara itu.
Akhirnya mereka semua bubar dan pulang ke rumahnya.

Elan turun dari atas pohon dan berbicara pada Miau, “Miau bagaimana kalau besok kita membantu Pak Tani di ladang?”
“Baiklah Elan, aku mau. Kebetulan besok hari minggu, kita akan membantu Pak tani.” Miau menjawab
“Kalau begitu sampai bertemu besok ya Miau, sekarang aku pulang dulu.” Kata Elan lagi.
“Sampai bertemu besok Elan, hati-hati di jalan. Terima kasih tadi telah membantu meyakinkan Singa Raja Hutan kalau aku tidak berbohong Elan.” Miau berbicara.
“Iya Miau sama-sama” jawab Elan sambil terbang pulang.

            Sampai di rumah, setelah selesai mengerjakan Shalat dan belajar. Miau duduk sendiri di ruang tamu rumahnya, Ia melamun senang karena hari ini telah membantu Singa kecil yang tersesat bertemu orang tuanya lagi, tapi Miau juga sedikit sedih karena hari ini ia tidak bertemu teman-temannya. “Di mana Uni, Tami, Elang, dan Aro?” tanyanya dalam hati.

            Lamunanya tersadar ketika dari luar ada yang mengetuk pintu, Miau membukakan pintu dan terdengar lagu
Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia
Selamat panjang umur dan bahagia

Teman-teman Miau datang, benyanyi sambil membawa kue ulang tahun. “Miau, selamat ulang tahun ya,” kata Uni mengawali.
Tiup lilinnya, Tiup lilinnya, Tiup lilinnya
Sekarang juga, Sekarang juga, Sekarang juga

Tami, Elang, dan Aro masih bernyanyi, tak lama Miau meniup lilin yang ada di kue pemberian teman-temannya itu.

Miau terharu ternyata teman-temannya memberikan surprise untuk dirinya. Ibu dan Adikpun ikut berkumpul mengucapkan selamat ulang tahun untuk Miau.
Elan juga datang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Miau dan memberikan kado, “Miau selamat ulang tahun ya, ini aku ingin memberikan kado kalung peluit untukmu, kalau kamu sedang butuh pertolongan tiup saja peluitnya, nanti aku akan segera datang.” Ucap Elan dengan menebarkan senyum tulusnya.
“Terima kasih banyak ya Elan, kamu memang temanku yang baik. Tapi darimana kamu tahu hari ini hari ulang tahunku?”
“Dari Adikmu Snow, tadi sore aku mencarimu Miau.” Jawab Elan.
“Oh iya, Elan kenalkan ini teman-temanku, teman-teman kenalkan ini Elan Si Burung Elang yang baik. Elan teman aku” kata Miau sambil memperkenalkan Elan kepada teman-temannya.


Selanjutnya mereka bergembira bersama menikmati kue ulang tahun di depan rumah Miau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  GAMBARAN DIRI GURU PENGGERAK TIGA TAHUN KE DEPAN   Jika disederhanakan dalam dua kata saya ingin terus BELAJAR dan BERBAGI.   As...