Series 4
Kejutan Untuk Miau
Siang itu Miau berjalan sendiri
menuju lapangan hendak bermain bersama teman-temannya.
Tiba
di lapangan, tak ada satu pun teman Miau. Maiu masih berjalan pelan, matanya
melihat ke kanan-kiri mencari teman-temannya.
“Wah!
Teman-teman tidak ada, mungkin masih di rumah, aku tunggu saja di sini.” Miau
berkata pada dirinya sendiri sambil duduk di bawah pohon pinggir lapangan,
tempat biasa Miau berkumpul santai bersama tamannya.
Lima
menit, sepuluh menit, lima belas menit, setengah jam Miau menunggu teman-temannya
belum ada yang datang juga.
Miau
bertanya dalam hati, “Ke mana teman-teman? Mungkin mereka tidur siang. Kalau
begitu aku main sendiri saja di tepi sungai.”
Lama menunggu temannya, tetapi tak
ada satu pun yang datang, akhirnya Miau memutuskan untuk pergi bermain sendiri
di dekat sungai. Miau berjalan sendirian pelan masuk ke dalam hutan.
Ia
akan menuju ke sungai biasa tempat ia mengambil air untuk keperluan di rumah.
Ketika
sedang berjalan, Miau mendengar ada suara mengaung kecil terdengar “Aung, Aung,
Aung, Aung.” Begitu suara itu terdengar oleh Miau.
Miau
menghentikan jalannya, ia mendengarkan dari mana suara itu berasal.
“Suara
itu berasal dari dekat pohon besar di sana, suara apakah itu?” katanya dalam
hati.
Miau
berjalan mendekati sumber suara itu, dan ternyata Miau melihat seekor bayi
Singa kecil yang tersesat. Miau bertanya, “Hai, Singa kecil di mana orang
tuamu?”
“Aung,
aung, aung, aung,” Singa kecil itu bersuara.
“Kamu
belum bisa berbicara ya Singa kecil?” tanya Miau lagi.
“Aung,
aung, aung, aung.” Singa kecil itu menjawab, matanya seperti mau menangis.
Miau
mendekati bayi singa itu dan berkata, “Kamu jangan sedih ya Singa kecil, aku
akan membantu kamu bertemu orang tuamu kembali.” Kata Miau.
“Tapi
aku tidak tahu, di mana rumah kamu, bagaimana cara aku datang ke sana?” tanya
Miau lagi.
“Aung,
aung, aung, aung.” Bayi Singa hanya mengaung menjawab Miau.
“Kalau
begitu, kamu tunggu di sini saja ya Singa kecil, aku akan mencari orang tuamu,
kamu jangan pergi ke mana-mana.” Ucap Miau lagi.
“Aung,
aung, aung, aung.” Singa kecil itu mengiyakan sambil menganggukan kepala.
Kemudian
Miau langsung pergi, sambil berfikir dalam hati, “Bagaimana caranya aku bisa
bertemu dengan orang tua Singa kecil itu? Kasian ia tersesat sendirian.”
Dengan
terus berjalan Miau mendapat ide, “Aku akan menangis saja, berharap banyak yang
datang dan bertanya kepada mereka apakah mereka tau orang tua Singa kecil itu.”
Miau
menghentikan jalannya, lalu ia menangis keras dan semakin keras. “Miau, Miau,
Miau, Miau, Miau.” Miau terus menangis di tengah hutan.
“Miau,
Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau, Miau.”
Tangis Miau semakin keras.
Dan benar tangisan Miau yang semakin
keras mengganggu hewan lain penghuni hutan.
Satu
persatu datang mendekati Miau. Ada kancil, kera, kuda, gajah, badak, jerapah,
ular, serigala, harimau dan singa. Mereka mendekati Miau dan bertanya.
“Hai,
Kucing kecil kenapa kamu menangis kencang sekali? Suara tangisanmu mengganggu
kami.” Kata Badak.
“Ya
benar, tangisanmu mengganggu waktu tidur siang aku,” ucap Kancil.
“Ya,
kenapa kamu menangis Kucing kecil?” tanya Gajah.
“Aummm, kau ingin aku makan ya Kucing kecil.”
Auman suara Serigala berkata.
“Maaf
semuanya, aku tidak bermaksud mengganggu kalian semua, aku bingung harus mencari
ke mana. Aku sedang mencari Singa, aku menemukan anaknya tersesat dan
menangis.” Miau menjelaskan.
Seekor
Singa besar lalu berjalan mendekati Miau sambil berkata, “AAUUNGG suaranya mengaung keras. Hei, Kucing kecil
kamu jangan coba berbohong ya!” Akulah Singa Si Raja Hutan katanya pada Miau.
“Kalau
kamu coba berbohong, akan aku makan kamu.” Katanya lagi.
Miau
sedikit ketakutan dengan ancaman Singa besar itu, ia berkata terbata-bata “Aku
tidak bohong Singa Raja Hutan, aku bertemu bayi Singa kecil yang tersesat dan
menangis. Aku ingin membantunya mencari orang tuanya, tapi aku tidak tahu harus
mencari ke mana.”
“Kalau
Kucing kecil itu bohong, kita sate saja bersama untuk makan malam.” Harimau
tiba-tiba bersuara.
Singa
besar tidak percaya dengan ucapan Miau, Ia mendekati Miau sambil mengaung
keras, “AAUUNGG.”
Miau
ketakutan dan menangis “Miau, Miau, Miau, Miau, Miau. Aaa akk aku tidak bohong
Singa besar.” Suara Miau terputus-putus pelan terdengar.
Kemudian
datanglah Elan Si Elang hinggap di atas pohon dan berkata, “Hai kalian semua!
Kucing kecil itu bernama Miau. Ia temanku. Miau seekor Kucing yang baik hati,
ia tidak pernah berbohong.”
“Aung,
Aung, Aung bagaimana aku bisa percaya padanya?” Singa besar bertanya pada Elan.
“Elan
tertawa Hahaha, gampang. Kamu ikuti saja perkataan Maiu, ikuti dia ke tempat ia
menemukan Singa kecil.” Elan menjelaskan.
Singa
besar berfikir sebentar lalu menjawab, “Baik, aku akan mengikutimu Kucing
kecil. Antar aku ke tempat kamu menemukan Singa kecil itu. Tapi jika kamu berbohong,
aku akan menghukummu.” Kata Singa besar.
“Aku
tidak bohong Singa besar, baiklah aku akan menunjukannya padamu.” Jawab Miau
Dan
berjalanlah Miau bersama Singa ke tempat bayi Singa yang tersesat tadi. Hewan
lain masih menunggu di tempat Miau menangis.
Dan
benar bayi Singa kecil masih menunggu di tempat yang sama, ia mengaung senang
setelah melihat Miau dan Singa besar datang “Aung, aung, aung.” Suaranya
terdengar sambil tersenyum senang.
Miau
berkata, “Itu bayi Singa yang aku maksud Singa besar. Aku tidak bohong kan?”
Singa
besar mendekati bayi Singa kecil dan memeluknya kemudian berkata, “Ya Kucing
kecil, ia Anakku. Aku tidak tahu ia bermain jauh hingga tersesat.”
“Terima
kasih ya Kucing kecil, kamu telah menemukan Anakku.” Kata Singa besar lagi.
“Iya
sama-sama Singa Raja Hutan.” Jawab Miau senang.
Tak berapa lama mereka kembali,
disambut tepuk tangan hewan lain. “Ternyata Kucing kecil itu tidak bohong.”
Kata Harimau
“Ya,
Kucing itu benar.” Suara hewan lain terdengar.
“Benar
kan kataku Singa besar, Miau tidak akan berbohong.” Ucap Elan dari atas pohon.
“Ya,
kamu benar Burung Elang.” Singa besar menjawab.
“Pengumuman
untuk kalian semua hewan penghuni hutan ini. Aku Singa Si Raja Hutan mulai hari
ini, Kucing kecil ini adalah temanku, jangan ada yang berani untuk menyakitinya
karena akan berhadapan langsung denganku.” Singa Besa itu bersuara lantang.
Hewan lain mendengarkan apa yang disampaikan Singa Raja Hutan.
“Miau,
terima kasih ya kamu telah menemukan anakku, maafkan aku karena tadi tidak mempercayaimu
Kucing kecil.” Kata Singa Raja Hutan kepada Miau.
“Iya
Singa Raja Hutan, aku senang bisa membantu Singa kecil bertemu dengan orang
tuanya lagi.” Jawab Miau mukanya terlihat gembira.
“Mulai
hari ini kamu adalah temanku, kamu bebas masuk menjelajah hutan ini ke manapun
kamu mau, aku jamin tak akan ada yang berani menyakitimu Miau Si Kucing Putih,”
Singa besar berkata lagi dengan senyuman.
“Terima
kasih Singa Raja Hutan.” Miau menjawab.
“Hai,
Burung Elang. Kamu benar, Kucing kecil ini baik hati.” Singa berkata kepada
Elan Si Burung Elang.
Elan
hanya tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya dari atas pohon.
Bayi
Singa kecil itu berjalan mendekati Miau sambil mengaung senang mengucapkan
terima kasih pada Miau “Aung, aung, aung, aung.” Senyumnya terlihat gembira
karena bertemu lagi dengan orang tuanya.
Miau
mendekati bayi Singa itu, tangannya mengelus rambut bayi Singa kecil dan
berkata, “Sekarang kamu sudah bertemu kembali dengan orang tuamu Singa kecil.
Lain kali kamu harus izin dulu kepada orang tuamu jika ingin bermain, agar
mereka tidak khawatir dan jangan main terlalu jauh nanti kamu bisa tersesat
lagi” Miau berkata pada Singa kecil.
“Aung,
aung, aung, aung.” Singa kecil menjawab tersenyum sambil mengangguk.
Hewan
lain tertawa senang melihat Singa kecil yang belum bisa berbicara itu.
Akhirnya
mereka semua bubar dan pulang ke rumahnya.
Elan
turun dari atas pohon dan berbicara pada Miau, “Miau bagaimana kalau besok kita
membantu Pak Tani di ladang?”
“Baiklah
Elan, aku mau. Kebetulan besok hari minggu, kita akan membantu Pak tani.” Miau
menjawab
“Kalau
begitu sampai bertemu besok ya Miau, sekarang aku pulang dulu.” Kata Elan lagi.
“Sampai
bertemu besok Elan, hati-hati di jalan. Terima kasih tadi telah membantu
meyakinkan Singa Raja Hutan kalau aku tidak berbohong Elan.” Miau berbicara.
“Iya
Miau sama-sama” jawab Elan sambil terbang pulang.
Sampai di rumah, setelah selesai
mengerjakan Shalat dan belajar. Miau duduk sendiri di ruang tamu rumahnya, Ia
melamun senang karena hari ini telah membantu Singa kecil yang tersesat bertemu
orang tuanya lagi, tapi Miau juga sedikit sedih karena hari ini ia tidak
bertemu teman-temannya. “Di mana Uni, Tami, Elang, dan Aro?” tanyanya dalam
hati.
Lamunanya tersadar ketika dari luar
ada yang mengetuk pintu, Miau membukakan pintu dan terdengar lagu
Selamat
ulang tahun kami ucapkan
Selamat
panjang umur kita kan doakan
Selamat
sejahtera sehat sentosa
Selamat
panjang umur dan bahagia
Selamat
panjang umur dan bahagia
Teman-teman Miau
datang, benyanyi sambil membawa kue ulang tahun. “Miau, selamat ulang tahun
ya,” kata Uni mengawali.
Tiup lilinnya, Tiup lilinnya, Tiup lilinnya
Sekarang juga, Sekarang juga, Sekarang juga
Tami, Elang, dan
Aro masih bernyanyi, tak lama Miau meniup lilin yang ada di kue pemberian
teman-temannya itu.
Miau terharu
ternyata teman-temannya memberikan surprise untuk dirinya. Ibu dan Adikpun ikut
berkumpul mengucapkan selamat ulang tahun untuk Miau.
Elan juga datang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Miau
dan memberikan kado, “Miau selamat ulang tahun ya, ini aku ingin memberikan
kado kalung peluit untukmu, kalau kamu sedang butuh pertolongan tiup saja
peluitnya, nanti aku akan segera datang.” Ucap Elan dengan menebarkan senyum
tulusnya.
“Terima kasih banyak ya Elan, kamu memang temanku yang baik. Tapi
darimana kamu tahu hari ini hari ulang tahunku?”
“Dari Adikmu Snow, tadi sore aku mencarimu Miau.” Jawab Elan.
“Oh iya, Elan kenalkan ini teman-temanku, teman-teman
kenalkan ini Elan Si Burung Elang yang baik. Elan teman aku” kata Miau sambil
memperkenalkan Elan kepada teman-temannya.
Selanjutnya
mereka bergembira bersama menikmati kue ulang tahun di depan rumah Miau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar