Pesan Buku

Untuk pemesanan buku langsung hub >>
Email : aditamacrb@gmail.com /
Whatsapp : 082119801010
Pengiriman luar kota menggunakan JNE / Tiki / Pos
(No. Resi segera dikirim kepada pemesan)

★ KISAH DI BALIK KISAH


Satu Indonesia
Perjalanan Penuh Inspirasi 

Astra International


Kisah di Balik Kisah
Oleh
Adi Tama

Assalamualaikum, Selamat ulang tahun Astra International.
Perkenalkan nama saya Adi Pratama, mengajar di kelas IV SDN Larangan 2 Kota Cirebon. Sekolah yang terletak di pinggiran kota, memasuki gang sempit, hanya cukup untuk satu becak. Sekolah tempat saya mengajar bukan sekolah model, bukan juga sekolah unggulan. Sebagian besar penduduknya ialah pendatang, pedagang kecil dengan status sosial masyarakat menengah ke bawah.
Semuanya berawal dari program pembiasaan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai. Program yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan literasi dasar siswa, mendekatkan anak-anak pada buku, pada baca dan tulis. Program yang menurut saya sangat baik untuk membangun insan literat sepanjang hayat. Meningkatkan minat baca tulis kita yang masih rendah, dan akhirnya bisa membentuk insan yang dapat berkarya khususnya dalam tulis menulis, umumnya dalam segala hal yang menghasilkan karya cipta.
Sepenuh hati saya mendukung program pembiasaan lima belas menit ini, saya mencari buku bacaan menarik untuk melaksanakan program tersebut, yang saya dapati adalah buku komik, di mana jelas lebih banyak gambarnya daripada kata-kata atau tulisannya. Saya kurang puas, terutama ketika anak melaksanakan review di depan kelas, mereka tampak kebingungan antara mengutarakan tulisan yang mereka baca atau menceritakan gambar yang mereka lihat. Sejujurnya sekolah saya termasuk sekolah yang ‘miskin’ buku.
Dari sana saya berangkat menulis, membuat fabel dengan judul ‘Miau Si Putih’. Cerita binatang dengan mengangkat tokoh utama seekor kucing perempuan cantik, baik, jujur, dan suka menolong bernama Miau. Alasan lain saya membuat cerita binatang ialah saya merasa cerita binatang mulai punah, mulai dilupakan atau terlupakan. Saya ingin mengangkat atau menghidupkan kembali cerita binatang. Buku ini kemudian menjadi salah satu naskah terbaik dalam kegiatan ‘Diseminasi Nasional Literasi’ yang diadakan Kemendikbud tahun 2017 bulan Oktober lalu. Alhamdulillah buku yang saya buat berhasil menarik minat baca awal anak-anak saya di kelas. Mereka tampak antusias untuk membaca cerita binatang, mendongeng, dan berbagi kisah yang mereka baca pada saya atau teman lainnya. Hingga kini, setiap hari pada saat istirahat di sekolah selalu ada yang membaca buku saya, ada yang sambil tiduran di lantai kelas, ada yang berkelompok berdua, bertiga di satu meja dengan tangan memegang es plastik yang mereka beli dan jajanan ala sekolah dasar. Indah melihatnya.
Tanpa menunggu lama, saat saya melihat semangat anak-anak mulai terbangun, saya fokuskan pembelajaran kepada menulis, saya ajarkan mereka menulis, saya berikan pola-pola sederhana membuat cerita fiksi, puisi, serta surat. Hasilnya adalah sebuah buku indah tercipta dari tangan tangan mungil. Sebuah buku yang lahir dari siswa-siswi kelas IV sekolah dasar dengan judul Menulislah ‘ Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka. Buku yang mempunyai banyak sekali kisah kreatif di baliknya. Bisa terbayangkan wajah kebingungan, keragu-raguan, takut salah anak-anak saat kali pertama ingin menulis, ingin menuangkan ide, gagasan, imaji, dan kreativitasnya. Sungguh, kisah ini indah. Lebih dari indah!
Menulislah... ‘Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka. Sebuah buku sederhana yang kaya akan makna. Buku hasil kreasi siswa-siswi kelas IV SD. Buku ini berarti bahwa, saya berhasil mentransfer kemampuan saya, dan siswa berhasil menyerap sebanyak-banyaknya partikel yang saya berikan. Sebagai seorang guru, saya tidak bangga jika bisa membuat satu, dua, tiga bahkan jika hingga puluhan buku tercipta tetapi satu sisi siswa saya tidak bisa menulis. Saya merasa bangga ketika saya bisa menulis, siswa bisa menulis, ketika saya membuat buku, siswa-siswi saya juga bisa membuat buku. Sebagai gurunya, saya merasa tidak ada yang lebih mengagumkan dari terciptanya karya siswa ini.
Menulislah... ‘Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka. Sebuah buku hasil coretan pertama siswa-siswi yang masih berusia 8 - 10 tahun. Masih banyak kesalahan kata, kalimat, atau arti. Kesalahan yang justru akan membuat mereka tersenyum suatu saat nanti. Kesalahan yang akan membuat mereka bangga jika melihat lagi tulisannya saat masih kecil dulu. Saat masih duduk di bangku kelas IV SD, tiap dari mereka sudah pernah membuat lima karya tulis yang begitu indah dengan kejujuran, kepolosan dan keluguannya. Lima karya tulis yang terdiri dari dua buah puisi, dua buah cerita fiksi, dan satu buah surat. Lima karya tulis sederhana yang saya gabungkan, saya ketik ulang tanpa diedit lengkap dengan scan tulisan asli mereka semua yang masih terlihat jelas bekas tipe-x dan coretan-coretan salah pulpen mereka. Alhasil sebuah karya dengan tebal 251 halaman menjadi bukti.
Menulislah... ‘Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka. Sebuah buku yang punya begitu banyak cerita. Ada banyak sekali proses kreatif yang saya lalui bersama siswa-siswi. Ada aura energi semangat, senyum ceria, kebingungan, keraguan, lengkap dengan kesalahannya. cerita yang selalu ada dalam ingatan. Saya hafal tiap potongan-potongan kejadian yang tebayang di balik proses kreatif ini. Cerita yang tidak bisa saya ungkapkan semuanya di sini. Cerita yang mungkin hanya akan bersemayam dalam hati untuk selamanya, untuk saya pribadi, mudah-mudahan untuk siswa-siswi saya juga. Aamiin ya rabbal alamin.
Salah satu cerita yang menarik adalah saat proses pembuatan surat. Awalnya, saya mengajak siswa membuat surat sebagai tabungan ‘menabung karya’. Saya berfikir “Kenapa tidak saya kirimkan saya ke sekolah lain?”, Biarkan siswa-siswi dari sekolah lain yang akan membalasnya.” Siang harinya saya umumkan di sebuah group literasi Kota Cirebon, “Muridku membuat surat. Sekolah mana yang mau kami kirimi surat, syaratnya balas surat dari kami ya.” Begitu kira-kira kalimat yang saya ucapkan sepaket dengan foto siswa-siswi yang telah membuat surat. Alhamdulillah banyak dari teman-teman guru yang merespon positif kegiatan ini, hingga ada banyak guru yang berkata kegiatan ini menjadi salah satu inovasi pembelajaran yang menyenangkan untuk para siswa. Di era globalisasi ini, di mana banyak siswa yang lebih memilih berlama-lama dengan HP mereka, kita bawa kembali pada kegiatan tulis-menulis, surat-menyurat ala siswa dengan naturalnya. Singkat cerita, esoknya saya kirim ke lima sekolah yang berbeda.
Surat yang sudah siap, ditambah amplop yang kami buat sendiri, kami masukan dalam amplop cokelat besar yang biasa digunakan orang untuk melamar pekerjaan. Saya membawa semua siswa (1 kelas) berjalan menuju kantor POS terdekat. Jarak dari sekolah menuju kantor POS sekitar 15 menit berjalan kaki, memotong jalan, memasuki gang gang kecil yang sempit seperti hendak berdemo. Tiba di depan kantor POS tidak lupa saya mengabadikan moment dengan berswafoto bersama, jari tangan dengan huruf ‘L’ yang berarti ‘Literasi’ dengan senyuman manis di bawah terik matahari menjadi pilihan gaya kami.
Di dalam kantor POS, Senyum petugas menyambut kedatangan kami semua, senyum tulus tugas bercampur dengan aroma sedikit kaget melihat tingkah anak-anak kecil yang baru kali pertama menginjak dan memasuki kantor POS. Tingkah anak-anak yang malu-malu, bingung, mereka tampakan lewat tengokannya kepada saya. Saya dan mereka semua memasuki kantor POS, memilih hanya berdiri di samping anak-anak, membiarkan mereka bertransaksi sendiri.
“Selamat siang, mau kirim surat ke mana?” Tanya petugas POS dengan senyumnya. “Ke teman di sekolah lain.” Jawab salah satu murid saya, Vina namanya. “Boleh di minta amplopnya, apa ini isinya?” Tanya Petugas lagi. “Isinya surat Bu.” Jawab Fadli yang berdiri di samping Vina. “Baik, mau paket yang berapa lama, ada yang satu hari sampai, ada yang dua atau tiga hari.” Petugas POS kembali bertanya dengan menjelaskan. Kali ini anak-anak tidak langsung menjawab, terlihat mukanya meminta petunjuk atau pertolongan karena bingung dengan menengok pada saya yang sedari tadi hanya berdiri sambil memperhatikan di samping mereka. Saya mengerti komunikasi nonverbal lewat isyarat wajah mereka dengan berkata, “Suratnya mau pilih dikirim dengan paket yang mana, mau paket yang satu hari sampai atau paket yang dua hingga tiga hari baru sampai. Kalau paket sehari sampai berarti besok sudah sampai di tangan teman kita.” Anak-anak terlihat memperhatikan dan memahami, kemudian Rianti salah satu siswi yang berdiri di depan menjawab, “Yang satu hari saja Bu.” “Baik, paket yang satu hari biayanya 9000,- rupiah.” Tak lama Rianti memberikan uang kepada Petugas POS. Uang yang mereka kumpulkan sendiri pagi harinya di sekolah.
Keseruan terjadi setelah transaksi selesai, ketika tangan mereka mendapat stempel POS (Cap POS). Ruangan menjadi ramai, ribut, dengan tawa renyah dan senyum riang mereka. Masing-masing dari mereka saling menunjukan stempel pos di tangannya. Gaduh, riuh! Saya hanya tersenyum sambil memberi isyarat maaf dengan tangan kepada petugas POS yang ikut tersenyum melihat tingkah anak-anak di sana. Alhamdulillah, mereka petugas POS mengerti mereka adalah anak-anak kecil, yang di manapun berada akan bermain dengan senangnya, tanpa beban, tanpa masalah. Mereka adalah anak-anak yang baru pertama mendapat pengalaman baru. Pengalaman yang mereka dapat karena telah membuat sebuah karya tulis sederhana berupa surat yang hendak mereka kirimkan. Saya lihat satu per satu sorot mata mereka, sinar mereka bicara, “Bagi kami, bahagia sesederhana ini.” Bahagianya bak mendapat cap saat mau masuk dunia fantasi.
Kegiatan surat-menyurat ini memiliki banyak proses kreatif, membuatnya hanya membutuhkan alat tulis sehari-hari yang biasa kita gunakan serta tersedia di toko buku atau warung terdekat seperti kertas lipat, pensil warna, pulpen, amlop, lem dan lainnya.  kegiatan sederhana yang bisa kita lakukan sebagai guru, mendekatkan anak pada dunia tulis-menulis, melatih kreativitas dan imajinasinya, mencari sahabat baru di sekolah lain, menjadi sebuah inspirasi berbagi dalam pengembangan pembelajaran karakter. Ditambah amplop yang kita buat sendiri, ada segi kreativitas lain tentang seni, atau amplop yang kita lukis dengan kreasi masing-masing siswa. Melatih bekerja sama, jujur saat mengumpulkan uang untuk biaya kirim surat di kantor POS. Memberikan pengalaman baru, pengalaman langsung di lapangan yang menyenangkan dan akan diingat siswa selama-lamanya.
Menulislah... ‘Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka. Sebuah buku hasil karya cipta anak-anak hebat. Sebuah buku yang menginspirasi kita semua bahwa menulis bisa dimulai sejak kita duduk di bangku sekolah dasar.
Semoga buku ini menjadi karya tulis pertama juga sebagai karya pendorong untuk mereka agar terus menggali kemampuan menulisnya. Semoga mereka semua semakin bisa menuangkan segala ide, gagasannya dalam bentuk tulisan, serta dapat memberikan keterampilan dasar literasi yang akan sangat bermanfaat hingga mereka dewasa, sampai tiap dari mereka menjadi kebanggaan keluarga, penerus perjuangan bangsa.
Saya berdoa dan berharap, semoga buku ini menjadi  buku yang akan selalu mereka buka, mereka baca, mereka simpan dan mereka jaga untuk selama-lamanya. Buku yang akan mereka baca lagi setelah beberapa tahun, atau puluhan tahun dari sekarang. Buku yang akan membuat mereka tersenyum karena melihat tulisan tanggannya saat kelas IV SD dulu. Semoga buku Menulislah... ‘Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka, ini menjadi buku yang mengantarkan mereka semua pada kesuksesannya nanti. Sejauh ini, saya merasa bangga, terlebih ketika buku hasil karya siswa tercipta, benar-benar mengagumkan. Semoga semakin banyak terlahir karya-karya lain setelah ini. Aamiin yra.
Tidak sampai di sini, saya juga masih mempunyai kendala dalam rangka mengembangkan program literasi di sekolah, masalah yang utama adalah kurangnya buku bacan menarik, sekolah saya tidak mempunyai perpustakaan. Kemudian masih banyak siswa kelas lain yang kurang minat terhadap membaca. Tapi tidak apa, masalah selalu ada bukan? Saya akan tetap melaksanakan program ini dengan segenap usaha yang saya punya, semampu-mampunya, sebisa-bisanya saya lakukan.
Lahirnya buku Menulislah ‘Sebebas-bebasnya’ Kamu Suka ini membuat siswa-siwa saya semakin bersemangat terhadap membaca juga menulis. Energinya merasuk sampai seluruh komponen di sekolah, hingga guru-guru yang semakin berpacu dalam kreativitasnya, terlihat dari cara mengajar yang lebih mengacu pada kreativitas siswa, memanfaatkan lingkungan sekitar dan lainnya.
Langkah ke depan dalam hal pengembangan literasi di sekolah, saya masih akan terus menggali, mengembangkan lebih dalam lagi tulisan demi tulisan yang tercipta dari siswa-siswi tercinta. Saya juga masih tetap menulis atau membuat buku. Selain itu saya sedang ‘menabung karya’ kegiatan digital di sekolah dalam bentuk video. Selain sebagai dokumentasi, ini juga sebagai implementasi penerapan literasi digital.
Kisah sederhana yang saya lalui setiap hari ini tidak terlepas dari kendaraan roda dua yang saya gunakan lebih dari delapan tahun lamanya. Sebuah sepeda motor dengan Sparepart Astra yang tetap menjadi andalan dan dapat diandalkan. Tanpa kehadirannya mungkin akan banyak kendala yang saya hadapi ketika berangkat atau sedang bekerja sebagai pendidik.
Dalam rangka memperingati HUT Astra International yang ke-60 saya ucapkan SELAMAT ULANG TAHUN ASTRA INTERNATIONAL semoga semakin jaya berkibar di bumi Indonesia tercinta. Semakin mampu menjadi inspirasi dan memberikan berbagai kemudahan yang mendukung setiap gerakan positif masyarakat Indonesia. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Akhirnya semoga kisah sederhana ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya semua pendidik di negeri tercinta, Indonesia.

*Lampiran Dokumen Kegiatan


2 komentar:

  1. nspiratif, Pak Adi.
    Salam kenal! Saya senang sekali membaca kisahnya. Sungguh dedikasi yang tinggi mengajar anak-anak ini. Kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan di kelas Pak Adi ini membuat saya ikut merasa senang.

    Sekarang bagaimana kegiatan berkirim suratnya, Pak? Masih jalankah?

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum,
    Terima kasih banyak Pak Alma untuk apresiasinya.

    Alhamdulillah, sampai sekarang masih terus berjalan kegiatan saling mengirim surat dengan siswa-siswi di sekolah lain.
    Sebagai pengembangan literasi, mendekatkan anak-anak dengan baca dan tulis.
    Semoga, mohon doanya Pak. agar kegiatan dapat berjalan lancar walau masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Aamiin ya rabbal alamin

    BalasHapus

  GAMBARAN DIRI GURU PENGGERAK TIGA TAHUN KE DEPAN   Jika disederhanakan dalam dua kata saya ingin terus BELAJAR dan BERBAGI.   As...