Gadis kecil di belakang sampul buku
Cindy aurelia namanya. Gadis
kecil yang cantik, baik, ramah, sopan dan pintar. Gadis kecil peringkat satu di
kelasnya. Kurang lebih baru sebulan Cindy kembali ke sekolah. Belum pernah
mengikuti kegiatan upacara ataupun olahraga.
Lukanya masih terlihat besar di
kaki dan tangannya.
Lukanya masih terasa perih saat
ditanya.
Sebelum UKK (ujian kenaikan
kelas) kemarin Cindy terkena musibah. Rumahnya dilahap api.
Tubuhnya terbakar, kaki, tangan
hingga rambutnya menjadi korban. Beruntung gadis kecil itu selamat.
Peristiwa terjadi pada malam
hari, saat Cindy terlelap di ruang TV.
Obat nyamuk bakar yang terkena
kipas angin jadi penyebabnya. Apinya loncat ke kasur, seketika api membesar,
menghanguskan satu ruangan.
Sang Kakak lari keluar panik,
Ibundanya dengan naluri seorang Ibu, langsung melemparkan diri dalam kobaran
api. Memeluk erat puteri kesayangannya. Merelakan tubuhnya sendiri merasakan
panas. Berharap bisa menyelamatkan puterinya yang tertidur, bertarung melawan
pusaran api yang semakin menjadi.
Dalam genting, Ayahnya
bolak-balik memadamkan api, menyelamatkan dua anggota keluarganya.
Api padam.
Mereka terselamatkan.
Setelah kejadian.
Luka bunda lebih parah dari anak
gadisnya. Punggungnya hangus, kaki tanggannya melepuh, hanya perut dan bagian
lengan depan saja yang normal sisanya perih, panas, melepuh, mengelupas, sakit.
Sakit yang teramat sakit. Untuk duduk saja tidak mampu. Hanya bisa tengkurap
tanpa bergerak!
Antara sadar dan tidak, antara
berharap dan pasrah, antara hidup dan mati. Semuanya tidak lagi penting, satu
yang penting adalah puteri kecilnya selamat. Membiarkan nyawanya yang melayang.
Merelakan jiwa raganya demi gadis kecil kebanggaannya, kesayangannya. Gadis
kecil harapannya kelak.
Istilah 'kasih ibu sepanjang
masa' memang benar adanya.
Cindy alami, Cindy rasakan, Cindy
tuangkan dalam puisinya.
Alhamdulillah Kini, sang Bunda
sudah berangsur pulih. Sudah bisa beraktivitas kembali, walau belum mampu
mengerjakan pekerjaan yang berat, belum bisa mengendarai sepeda motor untuk
mengantarkan puterinya ke sekolah.
Setidaknya Bundanya tetap ada,
tetap tersenyum menyembunyikan segala sakitnya.
Jika bisa merasakan 'aura' dalam
puisi Cindy.
" Itulah sebenarnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar